16 Mei 2009

Ia Lalu…









Kala mendung kelabu di pelipis mata,tangis menetes bagai hujan deras di pegunungan,relung hati yang gerah karena amarah,panas bagaikan di gurun pasir.Dia pun meyadari hidup tanpa fungsi bagai radio klasik yang berfisik namun tak berisik.

Wajahnya kian hampa pada barisan pohon pohon cemara yang berjejer di perjalanan menuju peraduan.23 tahun yang lalu,dia tak pernah merasa berat berjalan.Dulu si mungil itu hanyalah sebongkah daging yg utuh tersenyum,menangis dan tertawa sebagai sebuah pertanda.

Mengapa hidup berubah,dia bertanya pada tuhan yang tak pernah bicara padanya.Bertanya pada setiap doa dg segenggam harapan menjadi lebih baik.Dia pula yang menangis tiap malam tiba saat teringat masa masa sulit yang mendera.

Gerimis kembali hujan diluar rumahnya dan tak kunjung mereda,bahkan semakin membuat tanah kian berlimpah air bah.Mencoba mata terpejam,namun hati dirongrong beban.Ingin lupa,namun ingatan itu semakin kuat merengkuh.Dari pada hidup terus begini,dia memutuskan untuk lari dengan tekad nekat.Ya nekat mendapatkan segala galanya demi harta yang banyak dibicarakan orang,entah di pasar,di setiap rumah tangga,di kampus,di sekolah,di pedesaan,di kota,bahkan diperbincangan si miskin.

Nilai adatnya telah mati,perilakunya seperti babi,mengais makan ditengah tumpukan kotoran yang berserakan.Binatang jalan yang benar benar kelaparan.Awas mata,ada mangsa didepannya yang telah berdiri sedap,ditatapnya dalam dalam,semakin tenggelam dan akhirnya uang pun ditangan.

Bahagianya diukur dengan materi yang berlimpah ditangan,bukan dengan ukiran senyum dan ketulusan menjalani hidup yang penuh dg ujian.Bahagianya dg tawa yang dibalut dg rasa penyesalan yang belum datang.Bahagianya kini adalah dapat merasakan semua yang mampu ia sentuh,yang ia cium,yang mampu membuatnya terpandang,tak seperti dahulu kala ia tersungkur di gubuk tua nan menjengkelkan.

Kini dia pun berselimut emas yang berkarat karat,kaya dan tak lagi menderita,senang dan tak tertandingkan.Dengan sederet pesta pora yang selalu Nampak di tengah istananya.Namun,waktu 3 tahun terakhir ini positive menunjukan dia tak sama sekali bahagia dengan segudang sakit yang ia derita,sakit fisik,sakit bhatin,sakit memberi pertanggung jawaban atas apa yang telah ia perbuat.Sakit semua,tak seperti diawal yang sakit namun lugu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Post Your Coment's Below!!!